Dalam
mempersiapkan masa depan dengan kondisi finansial yang mapan dan kokoh,
memiliki dana darurat dan investasi sering kali disebutkan sebagai
alternatif untuk mempersiapkan masa depan yang lebih terjamin.
Namun, jarang sekali orang yang bisa maksimal untuk menjalankan kedua
hal tersebut. Setidaknya, salah satu antara dana darurat dan investasi
yang dipilih.
Itu pun jika sesuai dengan keadaan keuangan. Sebab keadaan keuangan setiap orang berbeda-beda.
Apakah bisa mengumpulkan dana darurat berbarengan dengan investasi?
Jawaban tersebut tentu bisa. Asalkan melakukan perhitungan terlebih dulu secara rinci mengenai dana darurat dan investasi.
Dana darurat dan investasi sangat penting untuk dimiliki. Dana
darurat bisa sebagai dana untuk pengeluaran yang tidak terduga atau
urgen yang bisa terjadi kapan saja.
Sementara, investasi penting untuk pemenuhan kebutuhan di masa yang
akan datang, seperti investasi pendidikan anak. Karena itu, ada baiknya
kalau kita memiliki keduanya.
Berikut ini tiga cara yang bisa dilakukan untuk mempersiapkan dana darurat dan investasi secara bersamaan.
1. Hitunglah Dana yang Dialokasikan sebagai Dana Darurat dan Investasi
Untuk bisa memiliki dana darurat dan investasi secara berbarengan,
harus diketahui terlebih dulu berapa total pendapatan yang dimiliki.
Dan berapa besar pengeluaran setiap bulannya. Misalnya, pendapatan
yang dimiliki mencapai Rp10 juta rupiah per bulan. Sementara pengeluaran
per bulannya hanya Rp 9 juta. Itu berarti uang yang tersisa hanya Rp1
juta.
Dana sebsesar itu bisa dialokasikan sebagai dana darurat dan
investasi. Dengan kata lain, sisa dana sebesar Rp1 juta dialokasikan
sebesar Rp500 ribu untuk dana darurat dan Rp500 ribu untuk investasi.
2. Mengatur Dana Darurat dan Investasi
Setelah bisa membagi rata alokasi antara dana darurat dan investasi,
mulailah untuk mengatur keduanya agar bisa dialokasikan secara
berkelanjutan. Khusus untuk dana Darurat, aturan yang ada sebenarnya
berbeda.
Untuk yang belum menikah, alokasikan dana untuk dana darurat sebanyak
enam kali pengeluaran bulanan. Untuk yang berstatus menikah, alokasikan
dana untuk dana darurat sebanyak sembilan kali pengeluaran bulanan.
Sementara untuk yang menikah dan punya anak, alokasian dana untuk dana darurat sebesar duabelas kali pengeluaran bulanan.
Sebaiknya, jangan gabungkan antara dana darurat dan tabungan bulanan atau tabungan untuk membayar tagihan dan kewajiban bulanan.
Pisahkan ke rekening khusus dana darurat. Kemudian untuk investasi,
tidak ada aturan khusus seperti dana darurat yang mesti punya rekening
khusus. Yang harus diperhatikan dari investasi adalah tujuannya.
Jika untuk pendidikan, perkirakan jumlah investasi yang harus
dikumpulkan. Salah satu instrumen investasi yang bisa digunakan adalah
reksa dana.
3. Lakukan dengan Disiplin untuk Dapatkan Hasil yang Maksimal
Akan percuma perencanaan alokasi dana darurat dan investasi secara berbarengan jika tidak disiplin dalam menjalankannya.
Ingin hasil yang maksimal, Anda harus teratur dan berkelanjutan dalam
mengumpulkan dana darurat dan menempatkan dana untuk investasi.
Seiring peningkatan penghasilan, jangan lupa untuk meningkatkan nilai
dana darurat dan investasi. Sebab kalau nilai dana darurat dan
investasi bisa tergerus nantinya karena tak menyesuaikan dengan besaran
investasi.
Pastinya Anda tidak mau nilai dana darurat dan investasi terasa kecil karena besaran dana yang dialokasikan segitu-segitu saja.
Mulai Siapkan Sejak Dini
Langkah yang paling tepat untuk segera menjalankan dua hal tersebut
adalah mulai menyiapkanya sejak dini. Dana darurat dan investasi tentu
akan maksimal hasilnya jika dikumpulkan sejak dini.
Keuntungan yang Anda dapatkan juga akan sangat maksimal. Seandainya
ada keperluan mendadak yang tidak terduga, Anda juga akan merasa tenang
karena sudah mempersiapkan dana darurat dan investasi.
Sumber : kompas.com